Pages

Senin, 18 Mei 2015

Mengenali Makanan Berformalin, Boraks dan Pewarna Tekstil


tahu
tahu
Penggunaan bahan tambahan dalam makanan yang tak semestinya dalam jumlah tertentu, jika dikonsumsi berisiko menimbulkan kerusakan organ tubuh. Dalam jangka pendek bisa menimbulkan rasa mual, sedangkan jika dikonsumsi dalam jangka panjang efek penumpukannya bisa memicu berbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan konsentrasi, kerusakan hati hingga berkembangnya sel-sel kanker.
Zat tambahan yang sering digunakan dalam makanan adalah formalin (pengawet mayat), boraks (bleng), pewarna rhodamin B dan methanyl yellow (bahan pewarna tekstil). Keempat bahan kimia berbahaya tersebut sering ditemukan dari hasil sampel yang dilakukan BPOM.
Sebenarnya, tanpa dilakukan uji laboratorium pun, tidak sulit untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung keempat unsur bahan berbahaya tersebut. Namun, anda pun dapat mengamati tekstur bahan makanan mengandung zat berbahaya tersebut, mengenali sebelum membelinya. Berikut Sharing di Sini cara mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung formalin, boraks, atau bahan pewarna tekstil, menurut penjelasan dari Prof. Dr. Iwan Darmansyah, Guru Besar Bidang Farmakologi, Universitas Indonesia:
A. Ciri-Ciri Makanan Mengandung Formalin
1. Mie Basah : tidak lengket, sangat kenyal, tidak mudah rusak dan tahan dalam jangka waktu lama
2. Tahu : teksturnya yang terlampau keras, kenyal, tapi tidak padat, tidak mudah rusak dalam waktu lama
3. Ikan : insang berwarna merah tua, tidak cerah atau bukan merah segar, tidak berbau khas ikan asin, warna daging putih bersih, kenyal dan tak mudah rusak, tidak mudah patah, agak keras serta tidak dihinggapi lalat
4. Bakso : tekstur sangat kenyal, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar, jika dibelah di dalamnya tampak warna merah tua mencolok tidak wajar
5. Daging Ayam : tekstur daging kencang, tak mudah rusak dan tak disukai lalat
B. Ciri-Ciri Makanan Mengandung Boraks
1. Mie Basah : tidak lengket, sangat kenyal, serta tidak mudah putus
2. Bakso : tekstur sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging, tapi lebih cemerlang keputihan
3. Lontong : rasa getir dan sangat gurih, serta beraroma sangat tajam
4. Kerupuk : teksturnya sangat lembut dan renyah, bisa menimbulkan rasa getir di lidah
C. Ciri-Ciri Makanan Mengandung Pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow
Memiliki warna mencolok cerah, mengkilap, biasanya terdapat warna yang tidak homogen (ada yang menggumpal), ada sedikit rasa pahit jika ditelan dan memunculkan sedikit rasa gatal di tenggorokan saat mengonsumsinya.

Uji Formalin Sederhana pada Makanan


Sekedar tambahan info, adanya formalin atau tidak dalam makanan bisa dengan tes kalium permanganat (KMnO4, kadang disebut PK—-singkatan Permanganas Kalikus—, warna serbuk ungu metalik kehitaman dapat dibeli diapotik). Uji ini cukup sederhana. Dengan melarutkan di air serbuk kalium permanganat hingga berwarna pink (merah jambu seulas—istilah teman2 analis kimia). > Jika kita taruh potongan bahan makanan (mis: mie) kedalamnya, jika warna pink hilang (berkurang), ada kemungkinan ada komponen formalin. > > Sebenarnya analisa ini salah satu dari puluhan standard uji yang dilakukan terhadap susu segar (yang datang di pabrik susu bubuk) sebelum dinyatakan diterima sebagai bahan baku, mengalami tes ini. > > Metoda pengujian: > Tabung reaksi berisi 10 ml susu dibubuhi 1 tetes larutan KMnO4 1 N. Larutan susu yang putih akan menjadi pink(merah jambu seulas). > > Lama waktu hilangnya warna pink (warna merah jambu seulas) dari tetesan larutan Kalium permanganat kedalam tabung reaksi berisi sample susu segar menjadi indikator kemungkinan kandungan formalin didalam susu tersebut. > Jika 1 jam tidak ada perubahan warna (warna pink stabil) berarti susu tidak mengandung formalin (atau lebih tepat dikatakan tidak menggunakan formalin sebagai pengawet), dan dilanjutkan dengan rangkaian uji lainnya sebelum dinyatakan dapat diterima sebagai bahan baku. > > Jika warna pink larutan kalium permanganat tersebut segera pudar/ hilang menjadi tak berwarna, berarti ada kemungkinan dalam sample susu terkandung formalin yang bersifat bereaksi menghilangkan warna (mereduksi) kalium permanganat. > > False positive (hasil palsu) bisa saja terjadi jika dalam bahan makanan terkandung reduktor lain yang bereaksi dengan Kalium Permanganat misalnya asam oksalat, dll. > > Tapi kebanyakan makanan yang diawetkan adalah pangan nabati/hewani (ikan basah, bakso,tahu) yang berprotein tinggi kemungkinan sangat kecil mengandung asam oksalat secara alami.

Uji Kadar Borak Dengan Kunyit


24 12 2013 kunyit
ilustrasi / kuherbal.com


JAKARTA, KabarKampus – Boraks seringkali digunakan sebagai pengawet makanan. Untuk itu masyarakat harus hati-hati dalam memilih makanan, karena kandungan pengawet yang satu ini berbahaya bagi kesehatan.
Salah satu cara untuk menguji kandungan boraks dalam makanan adalah dengan menggunakan alkohol. Namun mahasiswa Prodi Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta menggunakan indikator alami yakni kunyit yang dikenal dengan kandungan kurkumin untuk menguji kandungan boraks tersebut.
Mahasiswa tersebut adalah Na’in Anggraeni, Lutfiyatul Fuadah, Wheny Anif, Rifqi Ramadani, dan Dewi Sundar. Mereka melakukan penelitian dengan membuat paper test kit sederhana untuk Analisis Kadar Boraks dalam Makanan.
Na’in Anggraeni, ketua tim peneliti mengatakan, bahwa kunyit merupakan bahan alami yang bisa digunakan untuk menguji kandungan boraks dalam makanan. Adanya kurkumin dalam kunyit membuat kunyit dapat digunakan sebagai kit yang dapat digunakan untuk menganalisis kandungan boraks secara sederhana.
“Oleh karena itu, penelitian pembuatan paper test kit untuk analisis kadar boraks dalam makanan ini sangat diperlukan,” lanjutnya.
Na’in menjelaskan, proses paper test kit dengan kunyit ini diawali dengan menumbuk halus kunyit dengan menggunakan mortar, ditambah sedikit air, dan disaring di dalam beaker glass. Kemudian air kunyit di dalam beaker glass sebagian dituangkan pada petridish. Setelah itu kertas whatman dicelupkan ke dalam petridis dan dibolak-balik hingga semua permukaannya rata dengan air kunyit.
Langkah selanjutnya adalah kertas whattman ditata di atas papan dan dikeringkan di bawah terik sinar matahari. Lakukan langkah di atas pada larutan kunyit dengan perbandingan 5 ml kunyit dan 1 ml air. Kemudian lakukan uji daya kesensitivan paper test kit.
Dari pengujian yang telah dilakukan, paper test kit ini mampu mendeteksi kandungan boraks pada makanan dengan kadar minimal 200 ppm. Semakin besar kadar ppm dari boraks maka semakin jelas warna coklat pada paper test kit.
Menurut Na’im, alat ini  digunakan dengan membuat ekstrak dari makanan yang akan diketahui kandungan boraksnya, misalnya pada bakso. Bakso ditumbuk dan ditambahkan sedikit air sehingga ekstraknya dapat diambil. Kemudian diteteskan ke paper test kit. Apabila warnanya berubah menjadi coklat, makanan itu mengandung boraks.
Paper test kit sederhana ini dapat mendeteksi kandungan boraks hingga 200 ppm. Sementara para pembuat bakso komersial biasa menambahkan boraks ke dalam adonan bakso dengan kadar 0,1 – 0,5 % dari berat adonan. Jika dikonversikan ke dalam ppm menjadi sekitar 800-4000 ppm.
Dengan adanya alat ini, tambah Na’in, masyarakat akan dapat meminimalkan konsumsi makanan yang mengandung boraks, yang dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya bila sudah melebihi ambang batas di dalam tubuh manusia.